Monday 27 May 2013

Persiapan Guru Kelas dan Guru Matematika Menyongsong Kurikulum Tahun 2013

Hari ini, Senin tanggal 27 Mei 2013, bersumber dari beberapa laman website salah satunya http://www.tempo.co/read/news/2013/05/26/079483324/ICW-Kurikulum-2013-Belum-Siap, memberitakan bahwa Pemerintah akan mengesahkan jadi atau tidaknya pelaksanaan kurikulum 2013.

Apa yang mesti disiapkan guru menyongsong kurikulum baru tersebut??
Ada beberapa hal pokok, yaitu:

1.    Perlu disusun buku SD (suplemen) KELAS I-III :
-    TEMATIK INTEGRATIF melibatkan bidang Matematika
-    Mendukung pembelajaran yang secara simultan meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan perilaku (attitute)
-    Sebagian materi diberi tahu (guided) sebagian besar mencari tahu (guided invention)

2.    Perlu disusun buku matematika SD (suplemen) KELAS IV-VI yang:
-    Mendukung pembelajaran yang secara simultan meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan perilaku (attitute)
-    Sebagian materi diberi tahu (guided) sebagian besar mencari tahu (guided invention)

3.    Perlu disusun buku matematika SMP (suplemen) yang:
-    Mendukung pembelajaran yang secara simultan meningkatkan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), dan perilaku (attitute)
-    Sebagian materi diberi tahu (guided) sebagian besar mencari tahu (guided invention)

4.    Perlu disusun buku matematika SMP (suplemen) yang:
-    Mendukung pembelajaran yang secara simultan meningkatkan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), dan perilaku (attitute)
-    Sebagian materi diberi tahu (guided) sebagian besar mencari tahu (guided invention)

5.    Bagaimana cara mengajar yang dapat
-    Meningkatkan secara simultan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills) dan perilaku (attitute)
-    Meningkatkan kemampuan guided invention

6.    Bagaimana membuat assesment yang cocok untuk
-    Mengukur meningkatan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan perilaku (attitute)
-    Mengukur kemampuan guided invention 

7.    Apakah Ujian Nasional dalam bentuk pilihan berganda masih sesuai dengan Kurikulum 2013?
-    Mestinya tidak semuanya pilihan berganda.

8.    Contoh soal yang sesuai dengan kurikulum Tahun 2013:


>>Baca Selengkapnya:....

Hasil UKG Nasional Tahun 2012

Uji Kompetensi Guru (UKG) online telah dilaksanakan pada tahun 2012 yang lalu. Uji ini diikuti oleh guru yang telah bersertifikasi. Hasil UKG masih memprihatinkan, nilai tertinggi 91,00, nilai terendah 1,00, dan nilai rata-rata secara nasional 43,82, jauh dari harapan yaitu minimum nilai rata-rata nasional 70,00. Ini alat berkaca bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya. Dan memang patut disayangkan, beberapa teman guru yang konon cukup idealis memandang UKG secara sinis dan mereka mengerjakan atau mengikuti UKG secara tidak serius. Hasil UKG mereka tentu tidak mencerminkan kemampuan dan kondisi riel mereka, namun itu tugas pemerintah untuk meyakinkan mereka bahwa UKG itu perlu, bukan sekadar proyek. Dalam hal ini, Pemerintah perlu secara kontinyu melaksanakan UKG, dengan catatan hasilnya turut serta menentukan besaran tunjangan sertifikasi guru. Contoh perhitungan untuk nilai terendah 0 dan tertinggi 100 (skala 100) adalah sebagai berikut:
  • Guru mendapat nilai di bawah 25,00, maka ia hanya berhak mendapat 50% kali gaji pokoknya pada tahun depan.
  • Guru mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 25,00 namun di bawah nilai rata-rata nasional, maka ia hanya berhak mendapat 75% kali gaji pokoknya pada tahun depan.
  • Guru mendapat nilai lebih dari nilai rata-rata nasional sampai dengan 85,00 maka ia berhak mendapat 100% kali gaji pokoknya pada tahun depan.
  • Guru mendapat nilai lebih dari 85,00 maka ia berhak mendapat 125% kali gaji pokoknya pada tahun depan.
Ini hanya sebuah formula pilihan, tentu Pemerintah memiliki pakar-pakar bidang pendidikan, psikologi, komunikasi sosial, dan lain-lain yang mana mereka mampu merumuskan yang lebih baik. Kita mestinya sangat yakin dengan cara demikian guru akan bersedia dan rajin meningkatkan kompetensinya, meskipun terkesan materialistis, namun motivasi eksternal ini tidak salah jika dilaksanakan.

Berikut ini hasil UKG Tahun 2012

Peringkat berapakah Provinsi Anda?
>>Baca Selengkapnya:....

Mathematics Mobile Learning (Bagian 1)



1. Pengertian m-learning
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (2000) sebagai:
The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space.

Merujuk dari definisi tersebut maka, mobile learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.
Mobile  learning atau m-learning sering  didefinisikan  sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile (Andy, 2007: 6). Ally (2004) mendefinisikan mobile learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses darimana saja dan kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital dan PDA. Namun, secara lebih umum dapat didefinisikan sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup kecil, dapat bekerja sendiri, dapat dibawa setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara local pada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melalui suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak.

2. Manfaat Perancangan Sistem M-Learning
a.    Bagi Guru :
mengetahui adanya cara belajar baru yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan memanfaatkan handphone yang disebut dengan m-learning, mengetahui cara penggunaan m-learning, menyiapkan dan mengisi konten m-learning, dapat berinteraksi dengan siswa, dapat mengevaluasi hasil belajar bebasis m-learning.
b.    Bagi siswa :
dapat belajar kapanpun dan dimanapun dengan memanfaatkan layanan pada m-learning, berdiskusi secara online dan menguji kemampuan diri dengan mengikuti kuis-kuis yang disiapkan dalam pembelajaran m-learning.
c.    Bagi Pengembang/Developer :
mendapatkan masukan dari user pengguna tentang fitur yang perlu dimiliki oleh sistem m-learning.
d.    Bagi Depdiknas :
melakukan terobosan baru dibidang pendidikan dengan meningkatkan aksesibilitas siswa terhadap pembelajaran kapanpun dan dimanapun dengan kualitas yang setara dan merata.
Pengembangan terhadap sistem m-learning diharapkan dapat memiliki prospek yang cukup baik sebagai variasi dalam belajar siswa, m-learning tidak dapat menggantikan proses belajar konvensional karena sifat dari m-learning bukan untuk memahamkan sebuah konsep tetapi lebih cenderug untuk mengingatkan materi yang telah didapat pada model konvesional.

3. Latar Belakang Pengembangan m-learning
o    Penggunaan atau kepemilikan telepon seluler lebih banyak dibanding kepemilikan Personal Computer.
o    Tuntutan akan pengembangan pembelajaran yang praktis dan mudah diakses dikaitkan dengan gaya hidup modern sekarang ini.

4. Persyaratan Sistem m-learning
Persyaratan sistem untuk perancangan m-learning dilakukan dengan menguraikan input, proses, Output, dan kinerja yang harus dipenuhi oleh sistem.
a.    Input
Sistem m-learning dipergunakan untuk memberikan alternatif sumber belajar yang praktis, aktifitas administrator m-learning tersebut meliputi : memasukkan data user, guru, kontent, quiz, topik, forum, FAQ, dan problem asking baru.
 b. Proses
Sistem m-learning mempunyai fungsi yang setandar dalam pengelolaan database yaitu yang meliputi fungsi tambah data (insert), memperbaiki data (update), hapus (delete), untuk kemudahan dalam pengendalian diperlukan fungsi pencarian (searching), penggabungan tabel dalam basis data pada sitem ini sehingga dihasilkan Output yang dijadikan format untuk laporan-laporan.
c. Output
Output yang diharapkan dalam sistem m-learning ini adalah untuk mendapatkan data sebagai berikut : informasi peserta didik sebagai user, nara sumber sebagai guru/tutor, kontent pembelajaran, FAQ, nilai quiz, problem asking, topik forum serta forum.
d. Kinerja
Sistem m-learning yang dirancang akan mempunyai keistimewaan sebagai berikut.
o    Konten didisain secara khusus untuk lingkungan mobile dan tidak dengan serta merta mentransfer dari konten yang ada;
o    Sistem m-learning dengan memperhatikan karakteristik pengguna;
o    Memanfaatkan waktu idle yang dapat terhenti dan diteruskan sewaktu-waktu;
o    Tujuan konten m-learnig bukan untuk “memahamkan” tapi lebih ke “mengingatkan”;
o    Sistem keamanan sistem perangkat lunak dengan membatasi (membagi hak) akses pemakai yang diaplikasikan pada fungsi login;
o    Perangkat lunak dapat diakses secara multi user (client server);
o    Penggunaan m-learning tidak terbatas oleh waktu dan ruang;
o    M-learning yang dikembangkan adalah sistem yang user friendly;
Dengan keistimewaan tersebut di atas dapat meningkatkan kinerja sistem m-learning pada kemudahan dalam penggunaan oleh pemakai, penggunaan bersama m-learning dengan dibatasi hak akses akan mempercepat proses intri data pada proses bisnis m-learning.

5. Fungsi  Mobile Learning
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a.    Suplemen (tambahan)
Mobile Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.    Komplemen (pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi Mobile Learning dikatakan sebagai enrichment (pengayaan), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi Mobile Learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pendidik di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik secara tatap muka di kelas peserta didik yang memahami materi dengan lambat (slow learner) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi Mobile Learning yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik di kelas.
c.    Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik /siswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena semua model penyajian materi perkualiahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat menyelesaiakan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau melalui perpaduan kedua model ini, maka instusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya. Karakteristik dan perangkat yang diperlukan oleh Mobile Learning antara lain adalah :
(1)    Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta didik, antar peserta didik sendiri, atau antar pendidik-pendidik, dapat berkomunikasi dengan relative mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler
(2)    Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network)
(3)    Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di ponsel/komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
(4)    Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di ponsel atau komputer.
6. Kelebihan Dan Kekurangan M-Learning
Beberapa kelebihan m-learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah sebagai berikut.
1.    Dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.
2.    Kebanyakan divais bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding harga PC desktop.
3.    Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC desktop.
4.    Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m- learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
M-learning memiliki keterbatasan-keterbatasan terutama dari sisi perangkat/media belajarnya. Keterbatasan perangkat bergerak antara lain sebagai berikut.
1. Kemampuan prosesor
2. Kapasitas memori
3. Layar tampilan
4. Catu daya
5. Perangkat I/O
Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal, saat ini semakin besar dan murah.
Layar tampilan yang relatif kecil akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan divais untuk menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke proyektor.  Masalah media input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard.  Keterbatasan dalam ketersediaan catu daya akan dapat teratasi dengan pemanfaatan sumber daya alternatif yang praktis, mudah didapat dan mudah dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia, tenaga matahari dan lain-lain.
Konten pembelajaran dalam m-learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan divais untuk menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik divais maupun pengguna.
Kebanyakan divais saat ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir semua telepon seluler yang beredar saat ini telah mendukung penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang relatif kecil memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun, keterbatasan jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi pertimbangan dalam menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu strategi khusus agar konten pembelajaran dapat disampaikan secara tepat dan efektif meskipun dengan keterbatasan ini. Salah satu contoh aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS adalah Study TXT yang dikembangkan di salah satu Universitas di Selandia baru.
Divais bergerak yang ada sekarang telah banyak mendukung pemakaian gambar. Kualitas gambar yang dapat ditampilkan dapat beragam dari tipe monokrom sampai gambar berwarna berkualitas tinggi tergantung kemampuan divais. File gambar yang didukung oleh divais umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten pembelajaran biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.
Banyak perangkat bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio. Beberapa tipe file yang biasanya digunakan di lingkungan divais bergerak antara lain rm, mp3, amr dan lain-lain. Oleh karena file audio biasanya memiliki ukuran yang cukup besar, menyebabkan file audio tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat digunakan di lingkungan divais bergerak yang memiliki kapasitas memori yang relatif kecil.
Meski dalam kualitas dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe divais bergerak telah mampu memainkan file video. Format file yang didukung oleh divais bergerak antara lain adalah 3gp, MPEG, MP4, dan lain-lain. Sama seperti file audio, kebanyakan file video memiliki ukuran yang cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan dengan keterbatasan divais.
Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada divais. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.
M-learning akan cukup tepat jika diterapkan di lingkungan dimana komputer aided learning tidak tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang telah terbiasa dengan penggunaan PC sebagai media belajarnya, ternyata lebih suka tetap memakai PC, sedangkan mereka yang tidak familiar dengan PC merasa penggunaan divais bergerak lebih atraktif dan lebih dapat diterima. Sistem yang optimal adalah menggabungkan m-learning dengan e-learning, dimana ada alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan perangkat komputer dan divais bergerak atau digabungkan dengan sistem tradisional.
>>Baca Selengkapnya:....

Thursday 2 May 2013

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tahun 2012

Alhamdulillah akhirnya saya dapat berbagi kembali. Ini khusus unuk bapak atau ibu guru yang membutuhkan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Matematika. Saya menyusunnya dengan judul: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Faktorisasi Aljabar Menggunakan Media PowerPoint Dan LKS Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Tahun Pelajaran 2012/2013.

Saya persilakan untuk diunduh, namun jika ingin melakukan penelitian sejenis maka isinya mohon dikoreksi dan diperbaiki sendiri.


01-JUDULDLL.pdf

02 BAB1.pdf

03 BAB 2.pdf

04 BAB 3.pdf

05 BAB 4.pdf

06 BAB 5.pdf

07 Daftar Pustaka.pdf

08_ANGKET MOTIVASI.pdf
>>Baca Selengkapnya:....

Mekanisme Penyaluran Tunjangan Profesi

Tunjangan profesi guru tahun 2013 sudah mulai dibayarkan, khusus bagi guru non PNS pembayarannya dilaksanakan tepat waktu yaitu sekitar pertengan bulan April. Namun sayang, untuk guru PNS masih harus bersabar, karena mekanisme yang berbeda dengan guru non PNS. Guru PNS pembayarannya dilaksanakan melalui mekanisme transfer daerah alias melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sehingga sudah seperti tahun-tahun sebelumnya akan molor beberapa bulan. Namun tulisan ini tidak akan membahas molornya pembayaran tunjangan sertifikasi guru, tetapi ingin menyampaikan mekanismenya saja, harapannya para guru memahami peraturan yang ada.

Data berikut, saya ambil dari Draft Juknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru PNSD melalui Mekanisme Transfer Daerah yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013.

Mekanisme penyaluran tunjangan profesi melalui mekanisme dana transfer daerah tahun 2013 sebagai berikut :
  1. Umum
  • Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan PSDMP dan PMP menyerahkan data kelulusan dan NRG tahun 2012 ke Direktorat P2TK terkait.
  • Direktorat P2TK terkait menerbitkan SKTP 1 (satu) kali dalam satu tahun bagi calon penerima tunjangan profesi yang memenuhi syarat sekaligus menyampaikan ke Kabupaten/ Kota dan Provinsi DKI Jakarta.
  • Apabila ada perubahan data individu penerima tunjangan profesi, maka akan diterbitkan SKTP baru pada tahun berikutnya dengan disertai bukti perubahan data dari dinas pendidikan kabupaten/kota dan dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta.
  • Jika guru mengambil cuti (sakit, bersalin, alasan penting, tugas belajar, cuti di luar tanggungan negara) selama lebih dari atau sama dengan 3 hari dalam satu minggu, maka tidak berhak memperoleh tunjangan profesi karena tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, yang dibuktikan dengan surat resmi atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
  • Jika guru mengambil ijin belajar, tunjangan profesi yang bersangkutan tetap dibayarkan selama yang bersangkutan memenuhi beban mengajar minimal 24 jam per minggu. Ijin belajar yang dimaksud adalah mengikuti sekolah formal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya sendiri dan dilakukan dengan tidak mengganggu tugas mengajarnya, yang dibuktikan dengan surat resmi atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
  • Cuti studi untuk pengembangan profesionalitas (penelitian, penulisan buku, praktik kerja di dunia industri atau usaha yang relevan dengan tugasnya, pelatihan yang relevan dengan tugasnya, pengabdian kepada masyarakat dan atau magang pada satuan pendidikan lain atas inisiatif sendiri) tetap memperoleh tunjangan profesi, jika dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, yang dibuktikan dengan surat resmi atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
  • Selama liburan berdasarkan kalender akademik, guru tetap memperoleh tunjangan profesi.
  • Apabila terdapat kurang bayar bagi penerima tunjangan profesi yang mengakibatkan dana carry over, maka Kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi DKI Jakarta wajib melaporkan data carry over ke Direktorat P2TK terkait, sebagai acuan untuk pengusulan perencanaan anggaran tahun berikutnya. Apabila terdapat sisa dana pada tahun berjalan, maka dana tersebut dapat digunakan untuk membayar kebutuhan kurang bayar (carry over) tunjangan profesi tahun sebelumnya berdasarkan SKTP yang pernah diterbitkan oleh Direktorat P2TK terkait.
  • Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan provinsi DKI Jakarta melaporkan penyerapan atau penyaluran tunjangan profesi per triwulan sebagaimana berikut.
           1) Laporan triwulan I paling lambat akhir bulan April 2013.
           2) Laporan triwulan II paling lambat akhir bulan Juli 2013.
           3) Laporan triwulan III paling lambat akhir bulan Oktober 2013.
           4) Laporan triwulan IV paling lambat akhir bulan Desember 2013.
>>Baca Selengkapnya:....