Monday 27 May 2013

Mathematics Mobile Learning (Bagian 1)



1. Pengertian m-learning
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn (2000) sebagai:
The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space.

Merujuk dari definisi tersebut maka, mobile learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.
Mobile  learning atau m-learning sering  didefinisikan  sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile (Andy, 2007: 6). Ally (2004) mendefinisikan mobile learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses darimana saja dan kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital dan PDA. Namun, secara lebih umum dapat didefinisikan sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup kecil, dapat bekerja sendiri, dapat dibawa setiap waktu dalam kehidupan sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara local pada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melalui suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak.

2. Manfaat Perancangan Sistem M-Learning
a.    Bagi Guru :
mengetahui adanya cara belajar baru yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan memanfaatkan handphone yang disebut dengan m-learning, mengetahui cara penggunaan m-learning, menyiapkan dan mengisi konten m-learning, dapat berinteraksi dengan siswa, dapat mengevaluasi hasil belajar bebasis m-learning.
b.    Bagi siswa :
dapat belajar kapanpun dan dimanapun dengan memanfaatkan layanan pada m-learning, berdiskusi secara online dan menguji kemampuan diri dengan mengikuti kuis-kuis yang disiapkan dalam pembelajaran m-learning.
c.    Bagi Pengembang/Developer :
mendapatkan masukan dari user pengguna tentang fitur yang perlu dimiliki oleh sistem m-learning.
d.    Bagi Depdiknas :
melakukan terobosan baru dibidang pendidikan dengan meningkatkan aksesibilitas siswa terhadap pembelajaran kapanpun dan dimanapun dengan kualitas yang setara dan merata.
Pengembangan terhadap sistem m-learning diharapkan dapat memiliki prospek yang cukup baik sebagai variasi dalam belajar siswa, m-learning tidak dapat menggantikan proses belajar konvensional karena sifat dari m-learning bukan untuk memahamkan sebuah konsep tetapi lebih cenderug untuk mengingatkan materi yang telah didapat pada model konvesional.

3. Latar Belakang Pengembangan m-learning
o    Penggunaan atau kepemilikan telepon seluler lebih banyak dibanding kepemilikan Personal Computer.
o    Tuntutan akan pengembangan pembelajaran yang praktis dan mudah diakses dikaitkan dengan gaya hidup modern sekarang ini.

4. Persyaratan Sistem m-learning
Persyaratan sistem untuk perancangan m-learning dilakukan dengan menguraikan input, proses, Output, dan kinerja yang harus dipenuhi oleh sistem.
a.    Input
Sistem m-learning dipergunakan untuk memberikan alternatif sumber belajar yang praktis, aktifitas administrator m-learning tersebut meliputi : memasukkan data user, guru, kontent, quiz, topik, forum, FAQ, dan problem asking baru.
 b. Proses
Sistem m-learning mempunyai fungsi yang setandar dalam pengelolaan database yaitu yang meliputi fungsi tambah data (insert), memperbaiki data (update), hapus (delete), untuk kemudahan dalam pengendalian diperlukan fungsi pencarian (searching), penggabungan tabel dalam basis data pada sitem ini sehingga dihasilkan Output yang dijadikan format untuk laporan-laporan.
c. Output
Output yang diharapkan dalam sistem m-learning ini adalah untuk mendapatkan data sebagai berikut : informasi peserta didik sebagai user, nara sumber sebagai guru/tutor, kontent pembelajaran, FAQ, nilai quiz, problem asking, topik forum serta forum.
d. Kinerja
Sistem m-learning yang dirancang akan mempunyai keistimewaan sebagai berikut.
o    Konten didisain secara khusus untuk lingkungan mobile dan tidak dengan serta merta mentransfer dari konten yang ada;
o    Sistem m-learning dengan memperhatikan karakteristik pengguna;
o    Memanfaatkan waktu idle yang dapat terhenti dan diteruskan sewaktu-waktu;
o    Tujuan konten m-learnig bukan untuk “memahamkan” tapi lebih ke “mengingatkan”;
o    Sistem keamanan sistem perangkat lunak dengan membatasi (membagi hak) akses pemakai yang diaplikasikan pada fungsi login;
o    Perangkat lunak dapat diakses secara multi user (client server);
o    Penggunaan m-learning tidak terbatas oleh waktu dan ruang;
o    M-learning yang dikembangkan adalah sistem yang user friendly;
Dengan keistimewaan tersebut di atas dapat meningkatkan kinerja sistem m-learning pada kemudahan dalam penggunaan oleh pemakai, penggunaan bersama m-learning dengan dibatasi hak akses akan mempercepat proses intri data pada proses bisnis m-learning.

5. Fungsi  Mobile Learning
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a.    Suplemen (tambahan)
Mobile Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.    Komplemen (pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi Mobile Learning dikatakan sebagai enrichment (pengayaan), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi Mobile Learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pendidik di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik secara tatap muka di kelas peserta didik yang memahami materi dengan lambat (slow learner) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi Mobile Learning yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik di kelas.
c.    Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik /siswanya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena semua model penyajian materi perkualiahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat menyelesaiakan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau melalui perpaduan kedua model ini, maka instusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya. Karakteristik dan perangkat yang diperlukan oleh Mobile Learning antara lain adalah :
(1)    Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta didik, antar peserta didik sendiri, atau antar pendidik-pendidik, dapat berkomunikasi dengan relative mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler
(2)    Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network)
(3)    Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di ponsel/komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
(4)    Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di ponsel atau komputer.
6. Kelebihan Dan Kekurangan M-Learning
Beberapa kelebihan m-learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah sebagai berikut.
1.    Dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.
2.    Kebanyakan divais bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding harga PC desktop.
3.    Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC desktop.
4.    Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m- learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
M-learning memiliki keterbatasan-keterbatasan terutama dari sisi perangkat/media belajarnya. Keterbatasan perangkat bergerak antara lain sebagai berikut.
1. Kemampuan prosesor
2. Kapasitas memori
3. Layar tampilan
4. Catu daya
5. Perangkat I/O
Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal, saat ini semakin besar dan murah.
Layar tampilan yang relatif kecil akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan divais untuk menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke proyektor.  Masalah media input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard.  Keterbatasan dalam ketersediaan catu daya akan dapat teratasi dengan pemanfaatan sumber daya alternatif yang praktis, mudah didapat dan mudah dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia, tenaga matahari dan lain-lain.
Konten pembelajaran dalam m-learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan divais untuk menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik divais maupun pengguna.
Kebanyakan divais saat ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir semua telepon seluler yang beredar saat ini telah mendukung penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang relatif kecil memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun, keterbatasan jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi pertimbangan dalam menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu strategi khusus agar konten pembelajaran dapat disampaikan secara tepat dan efektif meskipun dengan keterbatasan ini. Salah satu contoh aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS adalah Study TXT yang dikembangkan di salah satu Universitas di Selandia baru.
Divais bergerak yang ada sekarang telah banyak mendukung pemakaian gambar. Kualitas gambar yang dapat ditampilkan dapat beragam dari tipe monokrom sampai gambar berwarna berkualitas tinggi tergantung kemampuan divais. File gambar yang didukung oleh divais umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten pembelajaran biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.
Banyak perangkat bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio. Beberapa tipe file yang biasanya digunakan di lingkungan divais bergerak antara lain rm, mp3, amr dan lain-lain. Oleh karena file audio biasanya memiliki ukuran yang cukup besar, menyebabkan file audio tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat digunakan di lingkungan divais bergerak yang memiliki kapasitas memori yang relatif kecil.
Meski dalam kualitas dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe divais bergerak telah mampu memainkan file video. Format file yang didukung oleh divais bergerak antara lain adalah 3gp, MPEG, MP4, dan lain-lain. Sama seperti file audio, kebanyakan file video memiliki ukuran yang cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan dengan keterbatasan divais.
Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada divais. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.
M-learning akan cukup tepat jika diterapkan di lingkungan dimana komputer aided learning tidak tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang telah terbiasa dengan penggunaan PC sebagai media belajarnya, ternyata lebih suka tetap memakai PC, sedangkan mereka yang tidak familiar dengan PC merasa penggunaan divais bergerak lebih atraktif dan lebih dapat diterima. Sistem yang optimal adalah menggabungkan m-learning dengan e-learning, dimana ada alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan perangkat komputer dan divais bergerak atau digabungkan dengan sistem tradisional.

No comments :

Post a Comment

Mohon komentar yang konstruktif dan positif, terima kasih.