Thursday 13 June 2013

Jadwal Mengajar Menggunakan Excel


Pada kesempatan ini saya ingin berbagi tentang cara membuat jadwal mengajar menggunakan Ms Excel. File yang saya shared ini memang bersifat sederhana, namun jika Anda memiliki kemauan untuk mengembangkannya, dipastikan membuat jadwal mengajar menggunakan Excel secara manual cukup mengasyikkan. Bagi seorang wakil kepala sekolah urusan kurikulum yang salah satu tugasnya adalah membuat jadwal mengajar guru, maka kemampuan mengoperasikan Ms Excel untuk menyusun jadwal sangat diperlukan.


Pertama-tama yang harus disiapkan adalah lembar kerja Ms Excel dalam beberapa baris dan kolom sesuai kebutuhan sekolah anda. Susun secara menarik, namun pastikan mudah terbaca.

Di bagian bawah, ditampilkan indikator jumlah jam mengajar masing-masing guru dalam tiap-tiap kelas. Tujuannya supaya guru tidak kelebihan atau kekurangan jam dalam sebuah kelas alias jumlah jamnya bisa pas sesuai pembagian tugas.

Di bagian kanan, ditampilkan indikator letak guru mengajar yang mana akan menunjukkan tanda jika TUMBURAN atau masuk kelas yang sama dua kali dalam satu hari diselingi pelajaran yang lain.

Kiranya ini saja pengantarnya, silakan ikuti tautan jadwal mengajar berikut untuk mengunduh filenya.
 

JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN
>>Baca Selengkapnya:....

Sunday 9 June 2013

Gara-gara Riba, Ogah Pakai Jersey Klub


Papiss Cisse, bomber Newcastle United, termasuk ekstrem dalam hal memegang teguh ajaran Islam. Menenggak alkohol, keluyuran malam, hingga bermain perempuan merupakan pantangan pria asal Senegal itu. Juga termasuk mengenakan jersey terbaru The Magpies-sebutan Newcastle. Cisse bukan tanpa alasan menolak memakai kostum klub. Maklum, dia kecewa setelah mengetahui Newcastle akan memasang Wonga, sponsor klub, sebuah perusahaan pinjaman. Pemain 26 tahun itu secara terang-terangan mengatakan kepada klub bahwa sponsor baru itu melanggar ajaran dan etika dalam Islam.

Wonga dihujat setelah menerapkan pinjaman berbunga selangit, khususnya kepada orang-orang miskin. “Ini tidak benar jika klub memakai sponsor yang jelas-jelas melanggar ajaran dan etika Islam,” ujar Cisse. Sejauh ini Newcastle belum mau berkomentar soal keluhan pemainnya tersebut. Namun aksi Cisse ini mungkin akan diikuti rekan setimnya sesama muslim, seperti Cheick Tiote dan Hatem Ben Arfa. Namun ini bukan pertama kalinya pemain menolak mengenakan kostum yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Namun salah satu kunci yang bisa menjadi penengah adalah klausul dalam kontrak Cisse. Dalam kontrak pasti terdapat klausul yang menyebutkan soal sponsor atau aturan tertentu yang bisa dilanggar pemain.

>>Baca Selengkapnya:....

Monday 3 June 2013

Guru dan Tantangannya (1)


Dunia pendidikan terus berkembang, ini adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan tersebut mencakup materi pembelajaran, metode pembelajaran, penilaian, bahkan sudut pandang dan filosofi. Semua itu sebenarnya wajar saja jika kita melihat perkembangan global dunia yang ditunjukkan oleh indikator kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Nyaris seluruh pelosok bumi dan antariksa sudah dijangkau oleh peralatan TIK ini, baik dari aspek perangkat keras maupun perangkat lunak. Kita melihat hampir di setiap rumah tangga memiliki alat komunikasi terkini seperti TV, HP, PC/laptop/netbook, bahkan fasilitas internet. Perkembangan perangkat lunak seperti sistem operasi dan modifikasi aplikasi telah berkembang lebih hebat lagi.

Bagaimana dengan praktisi pendidikan khususnya guru?  Jika mereka mau jujur, tampak sekali mereka kelabakan menghadapi perkembangan dunia pendidikan kecuali mereka yang tidak mau tahu atau yang memang tidak tahu kalau dunia pendidikan telah berubah dan terus berubah. Seolah-olah baru kemarin mereka belajar menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sekarang sudah harus mengembangkannya sampai tahapan pembuatan animasi minimal dalam MsPowerPoint atau video sederhana. Aduh, menghidupkan Multi Media Projector dan mengoneksikannya dengan netbooknya saja masih kesulitan, sekarang sudah harus mampu melaksanakan pembelajaran e-learning. Lha e-learning belum menerapkan sudah berkembang lagi tambahannya mobile learning. Lha kalau guru cuma baru bisa ngetik pakai Ms-word, belum bisa nge-print sendiri atau nge-print tapi masih salah-salah sampai menghabiskan banyak kertas, sekarang diharuskan mengikuti perkembangan m-learning, apakah guru akan mampu?

Pertanyaan itu tentu harus dijawab. Guru perlu terus meng-upgrade diri. Bisa dengan belajar otodidak dengan bertanya kepada rekan sejawat atau bertanya kepada Eyang Google. Bisa dengan  mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi guru secara mandiri, misalnya: seminar, pelatihan, workshop, dan lain-lain. Bagaimana jika guru tidak mau meng-upgrade diri? Tentu jawabannya sederhana, jadilah bukan guru, mungkin masih bermanfaat. Itupun tentunya jika pemerintah atau lembaga pendidikan masih mau menggunakannya. Jika tidak, ya go away…. Please. Tampaknya ini sangar dan kejam, tetapi sejatinya tidak demikian. Guru yang bersedia berubah dengan kesadarannya sendiri akan merasakan manisnya upaya mereka. Setiap kesulitan yang dihadapi akan membuahkan kepuasan tersendiri. Guru yang mau bersulit-sulit mengupgrade diri, pasti akan menemui kemudahan, sebagai mana Firman Allah sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Guru yang bermutu adalah tuntutan peraturan dan perubahan zaman. Bumi terus berputar, sel-sel kulit terus berganti, dan usia semakin berkurang. Adakah yang tidak berubah? Jika guru tidak mau berubah, tentu lebih baik tidak menjadi guru, jadilah tukang sapu atau apalah.
>>Baca Selengkapnya:....