Monday 3 June 2013

Guru dan Tantangannya (1)


Dunia pendidikan terus berkembang, ini adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan tersebut mencakup materi pembelajaran, metode pembelajaran, penilaian, bahkan sudut pandang dan filosofi. Semua itu sebenarnya wajar saja jika kita melihat perkembangan global dunia yang ditunjukkan oleh indikator kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Nyaris seluruh pelosok bumi dan antariksa sudah dijangkau oleh peralatan TIK ini, baik dari aspek perangkat keras maupun perangkat lunak. Kita melihat hampir di setiap rumah tangga memiliki alat komunikasi terkini seperti TV, HP, PC/laptop/netbook, bahkan fasilitas internet. Perkembangan perangkat lunak seperti sistem operasi dan modifikasi aplikasi telah berkembang lebih hebat lagi.

Bagaimana dengan praktisi pendidikan khususnya guru?  Jika mereka mau jujur, tampak sekali mereka kelabakan menghadapi perkembangan dunia pendidikan kecuali mereka yang tidak mau tahu atau yang memang tidak tahu kalau dunia pendidikan telah berubah dan terus berubah. Seolah-olah baru kemarin mereka belajar menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sekarang sudah harus mengembangkannya sampai tahapan pembuatan animasi minimal dalam MsPowerPoint atau video sederhana. Aduh, menghidupkan Multi Media Projector dan mengoneksikannya dengan netbooknya saja masih kesulitan, sekarang sudah harus mampu melaksanakan pembelajaran e-learning. Lha e-learning belum menerapkan sudah berkembang lagi tambahannya mobile learning. Lha kalau guru cuma baru bisa ngetik pakai Ms-word, belum bisa nge-print sendiri atau nge-print tapi masih salah-salah sampai menghabiskan banyak kertas, sekarang diharuskan mengikuti perkembangan m-learning, apakah guru akan mampu?

Pertanyaan itu tentu harus dijawab. Guru perlu terus meng-upgrade diri. Bisa dengan belajar otodidak dengan bertanya kepada rekan sejawat atau bertanya kepada Eyang Google. Bisa dengan  mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi guru secara mandiri, misalnya: seminar, pelatihan, workshop, dan lain-lain. Bagaimana jika guru tidak mau meng-upgrade diri? Tentu jawabannya sederhana, jadilah bukan guru, mungkin masih bermanfaat. Itupun tentunya jika pemerintah atau lembaga pendidikan masih mau menggunakannya. Jika tidak, ya go away…. Please. Tampaknya ini sangar dan kejam, tetapi sejatinya tidak demikian. Guru yang bersedia berubah dengan kesadarannya sendiri akan merasakan manisnya upaya mereka. Setiap kesulitan yang dihadapi akan membuahkan kepuasan tersendiri. Guru yang mau bersulit-sulit mengupgrade diri, pasti akan menemui kemudahan, sebagai mana Firman Allah sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Guru yang bermutu adalah tuntutan peraturan dan perubahan zaman. Bumi terus berputar, sel-sel kulit terus berganti, dan usia semakin berkurang. Adakah yang tidak berubah? Jika guru tidak mau berubah, tentu lebih baik tidak menjadi guru, jadilah tukang sapu atau apalah.

2 comments :

  1. Ih, p gun ini pedes amat ya???

    ReplyDelete
  2. Dah 2 hari saya cari maklumat tentang nie... nasib baik jumpa blog awak.
    .. thanks.. info nie banyak bantu saya.

    Have a look at my webpage Peluang Kerja Di Rumah

    ReplyDelete

Mohon komentar yang konstruktif dan positif, terima kasih.