Sebuah
cerita yang pernah diceritakan oleh guru kita Al-Ustadz Abdussalam
hafizhahullaahu ta’ala.
Syahdan,
tersebutlah seorang bapak penjaga kuburan yang berpesan dan menyuruh anaknya
untuk merantau menuntut ‘ilmu.
Sang bapak
berkata kepada anaknya : “Pergilah engkau nak, belajar menuntut ‘ilmu agar
engkau pintar dan jadi orang besar, tidak jadi penjaga kuburan seperti
bapakmu.”
Bapaknya
melanjutkan : “Ini aku beri modal seekor keledai untuk membantu perjalananmu nak
!!”
Pergilah
sang anak, belajar menuntut ‘ilmu bersama keledai pemberian bapaknya. Truss dia
jalan jauh dan jauh. Setelah sudah jauh, sang keledai ternyata sakit-sakitan
dan akhirnya mati. Maka sang anak pun menguburkan keledainya sembari menangis,
menangisi nasibnya (meratap), bagaimana kelanjutannya menuntut ‘ilmu seperti
pesan bapaknya?!
Setelah
selesai mengubur keledainya, sang anak pun masih menangis di atas kuburan
keledainya, masih bersedih.
Tiba-tiba,
datang di sampingnya seseorang yang turut menangis bersamanya. Orang-orang pun
melihat 2 (dua) orang menangis di atas sebuah kubur. Akhirnya datang lagi orang
ketiga dan keempat yang menangis di kuburan tersebut.
Keesokan
harinya, orang yang datang dan menangis lebih banyak lagi, bahkan kali ini
bukan sekedar menangis, tapi memberikan uang kepada si anak. Trus demikian,
sampai kuburan keledai itu pun ramai dengan peziarah…
Kembali
kepada sang bapak, yang ternyata sekarang kuburannya sepi. Akhirnya ada orang
yang menyampaikan kepada sang bapak, bahwa di kota seberang ada kuburan keramat
yang ramai, itulah yang menjadi saingan sehingga kuburan sang bapak menjadi
sepi. Akhirnya sang bapak mencoba menyusul ke kuburan saingan tersebut, mencari
tau kuburan siapakah gerangan.
Tiba di
kuburan tersebut, sang bapak pun kaget bukan kepalang, ternyata penjaga kuburan
saingan yang ramai itu adalah anaknya sendiri. Sang bapak pun sontak bertanya
kepada si anak : “Bagaimana kamu ini!?! Aku suruh pergi belajar, sekarang malah
jadi penjaga kuburan!! Trus ke mana keledai yang kuberikan kepadamu?!”
Sang anak
pun menjawab sembari bisik : “Sssstt!! Jangan keras-keras bapak, keledai itu
sudah mati dan ini adalah kuburan keledai itu, dan sekarang kuburannya ramai.”
Sang anak
melanjutkan : “Tapi ngomong-ngomong pak, kuburan yang bapak jaga selama ini tu,
kuburan siapa pak ??”
Sang bapak
pun menjawab sembari berbisik : “Ssssstt!! Jangan keras-keras nak, kuburan itu
sebenarnya adalah kuburan bapaknya keledai kamu!!”
You should better to keep this secret too, Sir. Since it is "Secret Tomb". hhehehe
ReplyDeleteOK, this means we have to be very-very careful when on pilgrimage to the grave, lest that are in the graves is nobody.
Delete