Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkemungkinan besar akan molor melaksanakan kurikulum baru 2013.
Target pelaksanaan kurikulum baru per 1 Januari 2013 telah meleset.
Penghujung 2012 lalu, jajaran pimpinan Kemendikbud dengan meyakinkan
menyatakan jika kurikulum baru 2013 dijalankan per 1 Januari lalu. Yakni
mulai dari penyiapan buku, pelatihan guru, dan puncaknya pengajaran ke
siswa Juli nanti.
Kemendikbud begitu yakin karena penetapan kurikulum adalah domain
pemerintah. Pemerintah atau Kemendikbud tidak perlu meminta persetujuan
DPR, tetapi cukup memberitahukannya saja.
Tetapi kenyataannya hingga memasuki pertengahan Januari, belum ada
perkembangan signifikan dalam penerapan kurikulum. Komisi X (membidangi
pendidikan) DPR masih menahan anggaran pelaksanaan kurikulum baru 2013.
Sikap Kemendikbud saat ini mulai melunak dengan menggandeng DPR dalam
penetapan kurikulum baru itu.
Namun hingga rapat dengar pendapat (RDP) dengan panja kurikulum DPR,
Rabu (16/1), masih belum ada kesepakatan pelaksanaan kurikulum itu.
Padahal sejatinya, pada Januari hingga Februari depan pemerintah fokus
menyiapkan buku atau modul pengajaran.
Berikutnya pada Maret hingga Juni adalah pelatihan guru berjenjang mulai
dari guru nasional, guru inti, hingga guru kelas. Setelah masuk pada
Juli, kurikulum ini baru benar-benar diajarkan di kelas bertepatan
dengan awal tahun ajaran 2013/2014.
Dedi juga menyayangkan sikap Kemendikbud yang tidak mengeluarkan garansi
jika semua guru yang akan dilatih mampu menguasai kurikulum baru itu.
"Jangan-jangan nanti seperti penyakit penerapan kurikulum selama ini,"
tandasnya. Yakni kurikulumnya saja yang berganti, tetapi model guru
mengajar tetap sama seperti sebelumnya.
Tanda-tanda penolakan DPR terhadap pelaksanaan kurikulum baru yang mepet
juga diutarakan oleh anggota panja Rohmani. Dia khawatir jika kurikulum
2013 ini hanya bagus di konsep tetapi hancur di implementasinya. "Titik
tekan saya sama, yakni urusan kesiapan guru," kata dia.
Menurut Rohmani, guru tidak cukup dilatih kurikulum baru dalam bentuk
penataran saja. Tetapi juga harus dilatih dan dididik dengan benar-benar
matang. Menurutnya ada perubahan signifikan dalam metode mengajar
antara kurikulum 2013 ini dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang berjalan saat ini.
Musliar kembali mencoba meyakinkan DPR jika Kemendikbud siap melatih
guru-guru sampai bisa menerapkan kurikulum baru. Menurut dia, kondisi
guru di Indonesia lumayan cerdas. "Guru tidak akan kesulitan
menyerap kurikulum baru ini," ucap dia.
No comments :
Post a Comment
Mohon komentar yang konstruktif dan positif, terima kasih.